Monday, February 11, 2008

Globalisasi!

"Globalisasi" adalah sebuah fenomen yang baru disadari di awal tahun 1990-an. Banyak orang telah menulis tentang globalisasi, entah dia sosiolog, ekonomi, ahli politik, antropolog, juga politisi dan pelaku bisnis. Pada awal tahun 2000 terjadilah "boom" buku-buku yang membahas globalisasi, baik buku-buku yang memuja-muja globalisasi maupun yang mengritik globalisasi. Buku Thomas Friedman, The Lexus and the Olive Tree, misalnya, menjadi buku paling laris dan paling populer di seluruh dunia. Setiap politisi dan pelaku bisnis bahkan memperlakukannya bak sebuah "kitab suci." Lalu muncul buku Globalization and Its Discontents oleh Joseph Stiglitz, pemenang hadiah Nobel untuk ekonomi tahun 2001. Buku ini bertentangan secara frontal dengan buku Friedman karena di situ diungkap betapa globalisasi yang dikendalikan oleh IMF dan World Bank telah menghancurkan jutaan kehidupan.

Demikianlah globalisasi menjadi pergunjingan setiap orang pada saat ini, tanpa kecuali. Tapi apa itu "globalisasi"? David Held mendefinisikannya dengan sederhana: interconnectivity. Kehidupan manusia di dunia pada saat ini tersambung satu sama lain, sehingga saling mempengaruhi satu sama lain. Apa yang terjadi di belahan dunia sana membawa pengaruh pada belahan dunia sini. Perdagangan merupakan contoh yang paling jelas. Produk di bagian jauh di sebelah utara dunia, bisa dinikmati oleh konsumen di bagian dunia dekat di sini. Contoh lain adalah transportasi. Sampai 50 tahun yang lalu orang butuh 1 bulan untuk pergi ke Eropa dari Indonesia, dengan melewati lautan, yang sering berbahaya. Kini jarak ribuan mil itu hanya ditempuh dalam 12 jam, hanya semalam. Contoh yang lain lagi, yaitu berita. Peristiwa yang terjadi di seberang lautan, lewat tayangan TV dan berita koran, dapat langsung diketahui oleh manusia di seluruh dunia, nyaris pada waktu yang bersamaan. Anda ingat bagaimana anda menyaksikan runtuhnya Menara Kembar "World Trade Center" di New York pada 11 September 2001?

No comments:

Rafael V. Mariano, chairperson of the Peasant Movement of the Philippines, 2000

Food has long been a political tool in US foreign policy. Twenty-five years ago USDA Secretary Earl Butz told the 1974 World Food Conference in Rome that food was a weapon, calling it 'one of the principal tools in our negotiating kit.' As far back as 1957 US Vice-President Hubert Humphrey told a US audience, "If you are looking for a way to get people to lean on you and to be dependent on you in terms of their cooperation with you, it seems to me that food dependence would be terrific."