Wednesday, April 16, 2008

Pertanyaan penuntun

1. Mengapa "negara" terlibat dalam urusan perdagangan? Bukankah yang berdagang adalah individu-individu (pedagang), bukan negara? Apa artinya "free trade"? Di mana letak titik pertentangannya? Apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala itu?

2. Kalau pasar keuangan sudah ada sejak jaman dulu, apa yang khas dari pasar keuangan sekarang? Kapan titik balik itu terjadi? Terlepas dari aktor-aktor yang bermain di sini, juga instrumen yang tersedia, "krisis keuangan" sebenarnya disebabkan oleh apa?

3. Dalam arti apa MNC/TNC dapat menaklukkan negara? Bukankah negara adalah organisasi politik yang memiliki kedaulatan teritorial? Apa akibat dari "kemenangan" MNC bagi kebijakan nasional? Apakah pernah ada dalam sejarah sebuah negara di abad ke-21 ini yang berhasil melawan dan mengalahkan MNC?

No comments:

Rafael V. Mariano, chairperson of the Peasant Movement of the Philippines, 2000

Food has long been a political tool in US foreign policy. Twenty-five years ago USDA Secretary Earl Butz told the 1974 World Food Conference in Rome that food was a weapon, calling it 'one of the principal tools in our negotiating kit.' As far back as 1957 US Vice-President Hubert Humphrey told a US audience, "If you are looking for a way to get people to lean on you and to be dependent on you in terms of their cooperation with you, it seems to me that food dependence would be terrific."